Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Trauma otak mulai dari penyebab, gejala – gejala, hingga cara menangani yang perlu kita ketahui

Trauma otak mulai dari penyebab, gejala – gejala, hingga cara menangani yang perlu kita ketahui
Trauma otak mulai dari penyebab, gejala – gejala, hingga cara menangani yang perlu kita ketahui

Trauma otak mulai dari penyebab, gejala – gejala, hingga cara menangani yang perlu kita ketahui

Trauma otak – kerusakan yang terjadi pada otak bisa disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan juga faktor eksternal. Untuk faktor eksternal ini biasanya terjadi karena cedera otak traumatis. Pada keadaan ini biasanya cenderung lebih ringan dan mampu untuk sembuh dengan sendirinya tapi dapat pula menjadi sangat berat dan akan membahayakan kesehatan kita.

Trauma otak adalah 

Trauma otak merupakan keadaan rusaknya otak yang terjadi karena pukulan yang keras, terjadi guncangan di kepala, atau bisa juga karena ada  objek dari luar yang bisa menembus jaringan dari otak. Gejala yang ditimbulkan akan berbeda – berbeda tergantung kepada seberapa parah trauma otak tersebu, bisa ringan, sedang atau bisa juga berat

Untuk trauma otak yang bersifat ringan akan mempengaruhi sel otak untuk sementara waktu saja. Tapi untuk trauma otak yang sedang akan mampu untuk dapat menyebabkan robeknya jaringan pada otak, memar, pendarahan, hingga  kerusakan – kerusakan lain pada otak  kita.

Perlu kita ketahui bahwa trauma otak akan dapat menyebabkan terjadinya komplikasi dalam jangka waktu yang panjang,  dan bisa menyebabkan koma hingga berujung kematian.

Penyebab – penyebab terjadinya trauma pada otak

Secara umum penyebab terjadinya trauma otak adalah terjadinya pukulan / sentakan yang keras pada kepala kita. Dibawah ini adalah beberapa keadaan yang bisa saja menjadi penyebab terjadinya cedera pada otak antara lain :

• Mengalami tabrakan ( kecelakaan ) , mengalami kecelakaan ketika berkendara merupakan salah satu penyebab yang sangat umum untuk terjadinya trauma otak.

• Terjatuh dari tempat yang tinggi seperti jatuh dari tangga, tempat tidur, atau tempat tinggi lainnya yang mengenai kepala hingga membuat kepala terguncang dan menjadi trauma otak.

• Cedera yang terjadi karena kita berolahraga. Beberapa olahraga yang sangat berpotensi untuk bisa menyebabkan cedera otak antara  lain tinju, sepakbola, baseball, dan beberapa olahraga ekstrim lainnya.

• Terkena ledakan  atau cedera ketika pertempuran. Ini adalah salah satu penyebab paling sering untuk terjadinya trauma pada otak untuk para militer.

• Terkena tindakan kekerasan seperti luka tembak, pemukulan, ataupun luka akibat tusukan yang berpitensi merusak tengkorak kita dan juga jaringan otak.

Trauma otak bisa terjadi pada siapapun, tapi jika kita kaji dari penyebabnya, ada  kelompok – kelompok yang memiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena trauma otak ini. Kelompok – kelompok itu antara lain anak usia 0 sampai 4 tahun, para lansia yang memiliki usia diatas 60, dan laki -  laki yang berumur 15 sampai 24 tahun

Gejala – gejala pada trauma otak

Otak bisa kita kategorikan sebagai salah satu organ tubuh yang sangat penting. Kerusakan yang terjadi pada otak akan sangat mempengaruhi kesehatan fisik maupun psikologis  seseorang. Dibawah ini adalah beberapa gejala – gejala pada trauma otak yang mungkin saja terjadi, gejala – gejala tersebut antara lain:

• Terjadinya mati rasa/ kesemutan

• Mengalami kesulitan menelan

• Mengalami kesulitan berbicara

• Mengalami muntah – muntah

• Badan terasa lesu

• Mengalami kehilangan kontrol pada usus dan juga kandung kemih

• Wajah terlihat pucat dan mata terlihat sayu

• Mengalami sakit kepala

• Kebingungan

• Terjadinya lumpuh

• Mengalami perubahan emosi

• Terjadinya gangguan kognitif

• Teliga berdengung

• Kesadaran berkurang bahkan hilang

• Pupil mata membesar

• Terjadi perubahan penglihatan

• Tekanan darah kita meningkat

• Nafas yang mulai melambat

• Nadi yang mulai melambat

• Mengalami kehilangan keseimbangan

• Keluar cairan bening/ darah pada telinga ataupun hidung

Gejala gejala setiap orang akan berbeda- beda. Semakin parah keadaan dari trauma otak ini, semakin banyak pula gejala – gejala  yang akan muncul.

Diagnosis dari trauma otak

Diagnosis untuk trauma otak bisa kita mulai dari melakukan pemeriksaan sistematis pada ruang gawat darurat. Pemeriksaan yang pertama dilakukan adalah pemeriksaan  jantung, setelah itu dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik kita dan juga pemeriksaan neurologis.

Dibawah ini adalah beberapa tes yang akan dilakukan untuk mendiagnosis cedera otak :

• CT scan, tes ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran apakan di otak terjadi pendarahan, pembekuan darah, memar, atau bahkan bengkak.

• Glaslow coma scale, tes ini akan menilai tingkat dari keparahan cedera otak. Caranya adalah degan memeriksa  kemampuan pasien untuk mengikuti petunjuk – petunjuk dan juga menggerakan bagian mata atau anggota tubuhnya. Skalanya yaitu 3 sampai 15, semakin tinggi angka yang bisa di capai, semakin ringan pula cedera yang di alami.

• MRI, tes ini akan dilakukan agar dokter bisa mendapatkan gambaran yang terperinci di otak. Tes ini bisa dilakukan apabila  keadaan pasien stabil / pasien membaik

• Mengumpulkan informasi cedera yang dialami dan gejala – gejala yang terjadi. Dokter akan memberikan beberapa pertanyaan yang akan terkait dengan seberapa lama orang tersebut kehilangan kesadaran, apakah terdapat cedera lain dan pertanyaan – pertanyaan lainnya.

• Memantau tekanan dari intrakranial, pantauan ini dilaksanakan agar bisa mengetahui apakah ada peningkatan tekanan di tengkorak yang mungkin akan dapat memperparah keadaan

Penanganan yang akan di lakukan  untuk trauma otak

Untuk penanganan trauma otak akan disesuaikan dengan tingkat keparahan dari cedera yang dialami. Dibawah ini adalah penanganan yang akan di lakukan pada cedera otak traumatis :

1. Penanganan untuk cedera otak yang ringan

Untuk trauma otak yang ringan bisa kita atasi dengan beristirahat yang cukup, dan dengan mengkonsumsi obat penghilanng rasa sakit untuk mengurangi atau mengatasi gejala – gejala yang terjadi. Sangat disarankan untuk membatasi aktivitas fisik dan juga berpikir. Untuk penderita cedera otak bisa melakukan aktivitas seperti biasa setelah mendapatkan ijin dari dokter.

2. Perawatan yang dilakukan secara darutat dan segera

Perawatan ini akan dilakukan jika cedera otak yang dialami masuk kedalam kategori sedang sampai parah. Perawatan yang dilakukan akan difokuskan untuk memastikan cukupnya pasokan oksigen dan juga darah, juga menjaga tekanan darah, hingga meminimalisir kemungkinan terjadinya cedera lanjutan  pada bagian kepala dan juga leher.

Untuk pasien trauma otak yang berat kemunngkinannya akan mengalami cedera lainnya sehingga juga perlu ditangani dengan intensif. Perawatan dan penanganan ini bertujuan untuk mengurangi atau meminimalisir terjadinya kerusakan sekunder akibat dari terajdinya peradangan, pedarahan, hingga kurangnya pasokan oksigen menuju otak.

3. Obat – obatan

Obat – obatan sangat mungkin untuk diberikan agar bisa membatasi terjadinya kerusakan sekunder di otak.  Dibawah ini adalah beberapa obat yang mungkin akan diresepkan dokter kepada pasien trauma otak  :

• Obat anti kejang , obat ini akan diberikan kepada pasien apabila pasien memiliki indikasi untuk mengalami kejang – kejang

• Diuretik, fungsi obat ini adalah untuk meningkatkan produksi dari urin dan juga akan mengurangi jumlah dari cairan yang ada di dalam jaringan

• Obat untuk penginduksi koma, obat ini akan diberikan jika pembuluh darah pasien yang di kompres oleh peningkatan dari tekanan yang ada di otak tidak bisa memasok nutrisi dan juga oksigen yang biasa ke sel- sel yang ada di otak.

4. Operasi

Tindakan ini bisa saja dilakukan apabila dirasa  perlu. Tindakan operasi akan dilakukan dengan tujuan

• Untuk menghapus darah yang beku di bagian otak

• Untuk memperbaiki tulang tengkorak yang mengalami patah

• Membuka jendela pada tengkorak agar bisa menghilangkan tekanan yang ada di dalam tengkorak